Pages

Kamis, 10 Maret 2016

karyaku

Cerita fabel yang berpesan agar kita selalu jujur dan berusaha dalam mengerjakan sesuatu.
Selamat membaca dan semoga menjadi inspirasi kawan... :)
Persaingan Lurik dan Lotang
Karya : Theresia Natalia Sekar Indah
              Di sebuah bukit yang terdapat sungai mengalir,tampak gunung menjulang,langit biru dengan awan putih di atas bukit itu,serta pepohonan besar yang menambah keindahannya,hiduplah berbagai macam lebah. Mereka mempunyai raja yang bernama Raja Dore yang sangat dermawan dan baik hati. Ia tinggal di sarang pohon paling besar di bukit itu. Raja Dore memimpin bukit itu hingga menjadi tempat yang damai bagi rakyatnya.Raja Dore juga selalu memberi bantuan ketika rakyatnya butuh pertolongan.
          Setelah belasan tahun memimpin,Raja Dore berfikir akan penerusnya.
           “Aku sudah mulai tua,cepat atau lambat aku akan mati. Aku tidak mempunyai keturunan. Siapa kelak yang akan menggantikan aku ?” kata Raja Dore dalam hati.
Akhirnya Raja Dore memutuskan akan menggelar bermacam-macam pertandingan untuk menemukan raja yang paling tepat. Berita itu pun tersebar ke seluruh rakyat. Salah satunya lebah yang bernama Lotang.
          “Aku harus menang bagaimanapun caranya ! Tidak boleh ada satupun lebah yang dapat menghentikanku.” ucap Lotang.
Lurik yang kebetulan lewat mendengar perkataan Lotang.
          Lurik berkata,”Hei Lotang..Kamu mau ikut pertandingan itu ya ? Aku juga tertarik mengikutinya,bagaimana kalau kita berangkat bersama besok ?”
          Lotang pun menjawab,”Hei Lurik,apa kamu tidak sadar kalau kamu itu kecil dan lemah. Mana bisa menjadi seorang raja,sudahlah aku berangkat sendiri saja.”
Lotang pun langsung pergi meninggalkan Lurik.
          Keesokan harinya  berbagai macam pertandingan di laksanakan.Banyak sekali yang antusias dengan perlombaan ini. Pesertanya mencapai ratusan lebah.
Tak lama kemudian satu per satu pertandingan selesai. Kini saatnya penentuan untuk menjadi calon raja. Namun Raja Dore bingung karena ada dua lebah yang menurutnya bisa dipercaya untuk  menjadi raja.
          “Rakyat-rakyatku,untuk penentuan raja kali ini,belum bisa saya tentukan. Namun ada satu pertandingan lagi untuk lebah yang terpilih. Lebah itu adalah....... Lotang dan Lurik.” kata Raja Dore.
          Lurik pun berkata,”Terima kasih Raja Dore atas kepercayaannya. Lalu kapan kami bisa bertanding ?”
          “Ya, kapan kami bisa bertanding.”sambung Lotang.
          “Kalian akan bertanding besok. Persiapkanlah.”kata Raja Dore.
          Keesokan harinya pertandingan dimulai. Mereka ditantang oleh raja agar menghias sarang lebah untuk tempat tinggal Raja Dore. Segeralah Lurik dan Lotang mengerjakannya. Namun Lotang tidak tahu harus bagaimana mengerjakannya, sedangkan Lurik sibuk menghias sarang dengan lihai serta asiknya.
          “Wah, bagaimana ini ! Lurik lihai sekali. Sedangkan aku tidak pandai.” kata Lotang dalam hati.
Lalu Lotang memikirkan cara agar dia menang dalam pertandingan ini.
          “Wah nampaknya akan kurusak hiasan sarang Lurik itu. Lurik akan kalah dalam pertandingan ini, dan akulah yang akan menjadi penguasa bukit ini. Hahahahahaha.....” kata Lotang dalam hati.
Di saat suasana sepi Lotang menyuruh pelayan raja yang kebetulan adalah teman Lotang sejak kecil untuk menjalankan rencananya.
          “Temanku,apa kau senang bila aku menang dalam pertandingan ini?” tanya Lotang.
          “Betapa senangnya aku Lotang. Karena temankulah pemimpin bukit ini.” jawab teman Lotang.
          “Oh ya....baiklah kalau begitu kau harus membantuku. Kau rusak sarang Lurik itu sekarang juga agar aku bisa menang. Bayangkan bila aku menang, kau akan ku angkat menjadi  pengikutku dan terkenal di bukit ini.” bujuk Lotang.
          “Ta ta tapi itu hal yang tidak benar. Raja kita tidak pernah mengajarkan kita itu.” tegur teman Lotang.
          “Kau akan menjadi lebah yang terkenal nanti. Apa kau tidak mau.” bujuk Lotang lagi.
Sebelum suasana kembali ramai, Lotang memutus percakapannya dengan temannya dan memaksa agar temannya mau menjalankan misinya. Dengan bujukan Lotang pun temannya mau menjalankannya dengan terpaksa,karena Lotang adalah sahabatnya. Saat itu hancurlah sarang Lurik.
          Kini tiba saat penilaian, Raja Dore segera melihat hasil keduanya. Namun....
          “Hei Lurik apa yang terjadi dengan sarangmu ! Apa aku harus tinggal di  sarang yang seperti ini. “kata raja.
Lurik yang tidak tahu apa apa pun bingung.
          “Raja,apakah pemimpin baik seperti Lurik ini! yang tidak serius dalam mengerjakan tugas ? Hahaha...”sahut Lotang.
Raja juga ikut tertawa.
          “Hahahaha...sudah jelas siapa raja kali ini.” kata Raja Dore.
“Yang berhak menjadi raja adalah......Lurik.....” kata raja.
          “Apa-apaan ini. Tidak adil.” protes Lotang
          “Hei Lotang,lebih baik kau pergi saja dari bukit ini! Aku sudah tahu kejahatanmu.Kau telah merusak sarang Lurik kan! Kau tidak bisa berbohong.” kata raja.
          “Tapi Raja Dore,apa kau punya bukti. Jangan seenaknya...” kata Lotang.
          “Aku tidak sebodoh kamu. Aku sudah bawa buktinya.” kata raja.
Ternyata buktinya adalah teman Lotang yang disuruh menghancurkan sarang Lurik. Tak disangka teman Lotang menceritakan semua pada Raja Dore. Saat itu juga teman Lotang di angkat menjadi pengikut Lurik karena kejujurannya.
          “Hei Lotang,tanpamu aku juga bisa menjadi terkenal dengan cara jujur.” ejek teman Lotang.
Dengan perasaan marah, Lotang pun pergi meninggalkan bukit itu. Akhirnya bukit itu menjadi damai kembali.

THE END

0 komentar:

Posting Komentar