Pages

Rabu, 23 Maret 2016

karyaku

Isi waktu luangmu dengan hal positif dan menghasilkan karya guys..semoga menjadi inspirasi..
JERITAN WAKTU
Oleh: Theresia Natalia Sekar Indah
Aku Lingkaran di sisi dindingmu
Detak detik detuk tak terdengar dengan seru
Sempat seru jika malam sunyi menyerbu
Lenyap kembali jikalau datang pagi yang baru

                   Apa penting aku dirumahmu
Jika kamu menyia-nyiakan waktu
Apa gunaku sebagai penunjuk waktu
Jika arti detik pun kau tak tahu

Inginku berteriak membentakmu
Sadarkah kau aku penting untukmu
Tapi apa daya aku..
Hanya membuat bunyi,itupun tak seru

Kawan bantulah aku
Agar aku berguna dilingkunganmu
Setidaknya dirumahmu

Ataupun hanya untukmu

karyaku

 advice from a mother to her child.. semoga menjadi inspirasi ;)

MENGERTILAH KESAYANGAN
Karya : Theresia Natalia Sekar Indah


Bak bidadari turun dari kayangan
Bidadari tak tergantikan
Kebajikan yang diteladankan
Untuk mutiara yang telah dibesarkan

Aduhai mutiaraku..
Mengertiah rasa sayangku
Sekeras kutub yang membeku
Secerah langit yang biru

Satu pinta bidadari haturkan
Ulah setan dan sasar mutiara jagakan
Kepuasan nafsu mutiara jauhkan
Demi hari tua yang bidadari  dambakan..

MY EXPERIENCE

MY EXPERIENCE

A year ago, my brother graduted from university. His girl friend, called Miss. Devi came from Jakarta to Yogyakarta to celebrate my brother’s graduation.
In the afternoon, after my brother’s graduation ceremony, I, my parents, my brother, and his girl friend went to Magelang. We visited Miss. Devi’s aunt house. We were welcomed friendly there. Then we ate together. We also talked together. About 07.00 p.m. we went home.
The next day we decided to go to Tenggolek Beach. It is beside the Indrayanti Beach. We left at 06.00 a.m. with a car and arrived at 07.00 a.m.

At the beach,    we enjoyed the scenery because the beach is still quite.We walked barefoot. We also played at the seashore. Before that, we must eat foods which brought by my mother. Because my mother said we must eat before we do something. When we ate under tree, we forgot our sandals which is put nearby the sea. The big wave came nd our sandals washed away. Fortunately, my father hurriedly ran and took our sandals. After played at the beach we bought  some gift and about 11.00 a.m. we went home.

Kamis, 10 Maret 2016

karyaku

selamat membaca khususnya untuk teman-teman SMP 1 SEDAYU ,.. semoga menjadi inspirasi kawan :) ..
AKU DI SMP 1 SEDAYU
Karya: Theresia Natalia Sekar Indah

Aku...
Mendapat banyak hal di sini
Di SMP 1 SEDAYU ini
Melalui pelajaran yang kutekuni
Melalui extra yang kujalani
Melalui teman yang kusayangi
Melalui guru yang terpuji

                   SMP yang mengantarku untuk bertemu dengan teman-temanku
SMP yang mengantarku untuk menjadi yang lebih baik di hidupku
SMP yang mengantarku untuk masa depanku
SMP yang mengantarku untuk kesuksesanku

Dengan kata-kata itu tak berat, SEMANGAT!!!
Dengan kata-kata usaha, PASTI BISA!!!
Dengan kata-kata jangan berhenti, TINGKATKAN LAGI!!!
Yang sering kudengar, untuk semangat yang menggelegar

3 tahun  perjuangan
Dengan teman yang tak terlupakan
Berharap prestasi yang optimal
Serta nilai yang memuaskan

Setelah mendapat kesuksesan
Jangan lupakan kawan
Perjuangan dan kenangan
Yang kita jalani tidak sendiri di sini
Di sekolah ini.. Di SMP ini..

Di SMP 1 Sedayu ini... 

karyaku

Cerpen persahabatan yang menuntun kita agar tidak memiliki iri hati terhadap sesama manusia. Selamat membaca dan semoga menjadi inspirasi kawan :) ..
JANJI OREO DAN BENG-BENG
Karya : Theresia Natalia Sekar Indah

           Tinggi, rambut lurus, kulit putih, senyum manis, dan ciri khas yang alergi tanah. Dialah Oreo, anak kelas 3 SMP 1 MAYORA. Ore punya sahabat bernama Berlian yang akrab disapa Beng-Beng. Mereka mempunyai janji persahabatan dengan menyatukan telapak tangan mereka dan mengucapkan “ Jiwa setia, jiwa sahabat, sampai akhir hayat ! “. Mereka sangat akrab dan selalu bermain bersama.
Oreo anak rajin dan cerdas. Di sekolah ia selalu mendapat nilai bagus, bahkan mau mengajari temannya yang kesulitan. Karena Oreo sering mengajari teman-temannya, Beng-Beng merasa tidak punya sahabat seperti dulu lagi. Semakin lama, Beng-Beng semakin kesal pada Oreo. Mulai saat itu timbul niat jahat Beng-Beng.
“ Aku akan melakukan apa saja ! Apa saja yang membuat Oreo kehilangan temannya!” usik hati Beng-Beng.
Bunyi bel tanda pelajaran pertama usai, semua bergegas ganti baju mengetahui Olahraga pelajaran berikutnya. Sepi tanpa jeritan dan cerewet anak-anak kelas saat itu, Beng-Beng menuju sudut kelas dan menaruh dompet kesayangannya di tas biru cantik.
“ Misi penting sudah beres.” Katanya dengan senyum licik.
Tetesan keringat dan  bau tubuh yang menyengat setelah olaharaga membuat anak-anak mengganti baju. Rutin setelah olahraga anak-anak mampir ke kantin kecil sekolah. Beng-Beng memulai siasatnya.
“ Siapa yang tahu dompetku ? Kenapa tidak ada ?” teriak Beng-Beng licik.
Bergegas semua membantu mencari barang itu. Seperti biasa ketua kelas menggeledah masing-masing tas. Kebingungan terjadi saat Gery, ketua kelas itu menemukan dompet Beng-Beng di tas Oreo.
“ Sungguh tak kusangka anak pintar yang menjadi idola mencuri dompet itu! “ kata Gery.
Oreo yang tak mengerti tak bisa berbicara. Bukti ada pada tas miiknya. Sorakan menyakitkan keluar dari teman-teman sekelasnya. Dipikirnya, kasus ini akan segera selesai. Tetapi saat pulang sekolah, tanpa sepengetahuan Beng-Beng, teman-teman mereka menghadang Oreo di depan sekolah. Gumpalan-gumpalan tanah basah dan bebatuan dilemparkan di tubuh Oreo yang  tak bersalah. Sesekali Oreo membela diri, tapi tiada arti bagi anak-anak yang kejam itu. Hingga Oreo berlumur darah dan gatal-gatal hebat akibat tanah itu menyambar.
Kicauan burung diatas pohon mengiringi pagi yang cerah itu. Langkah kaki  Beng-Beng telah memasuki kelas. Tak kelihatan batang hidung Oreo di sudut kelas seperti biasa. Beng-Beng merasa puas dengan perbuatannya kemarin. Tapi sedikit rasa tak enak hati merasuki tubunya. Perasaan bersalah telah menyakiti sahabatnya.
“ Mungkin akan kujelaskan semuanya, aku hanya ingin di bermain bersamaku lagi, bukan untuk niat apapun. Setelah ia masuk akan kubicarakan dengannya. “ kata Beng-Beng dalam hati.
Sedangkan di tempat lain selang terpasang di hidung Oreo, dikenakannya baju hijau polos. Ya saat itu koma yang menghampiri hidupnya. Akibat alerginya dan luka pada saat kejadian itu. Tersungkur di tempat tidur dan di ruang gelap sendirian. Beng-Beng tak mengetahui hal itu.
Lima hari berlalu. Beng-Beng telah lelah menunggu Oreo, hingga ia putuskan untuk pergi ke rumah Oreo. Kaget yang dahsyat dan lemas menghantam Beng-Beng. Perasaan tak karuan dan bersalah sangat dirasakannya. Ia baru tahu Oreo koma karena dilempar tanah oleh teman-temannya. Lari ke tengah kota dan pergi ke rumah sakit yang dilakukannya. Dilihatnya Oreo terbaring lemah. Beng-Beng memegang tangan Oreo, isak tangis terlihat di wajah mungil Beng-Beng. Entah itu keajaiban Tuhan atau apa, tiba-tiba Oreo bangun dan menatap semua keluarga serta sahabatnya. Berbicara pelan yang dilakukannya. Langsung Beng-Beng menjelaskan semuanya.
“ Aku minta maaf Oreo, sungguh aku hanya ingin kamu bermain denganku lagi. “ ucap Beng-Beng tersedu-sedu.
“ Tak apa, aku sudah memaafkanmu. “ balas Oreo.
Terenyuh, itulah yang dirasakan Beng-Beng. Pelukan hangat yang dilakukan keduanya sambil mengucap janji mereka, “ Jiwa sejati, Jiwa sahabat, sampai akhir hayat !”. Tangan halus Oreo jatuh dari pelukan Beng- Beng. Kaget dirasakan semuanya. Nafas Oreo sudah tak terasa lagi. Tangisan jatuh dari orang-orang yang disanyangi Oreo. Tak rela Oreo meninggalkan dunia secepat itu. Beng-Beng merasa amat bersalah dan hanya bisa menangis. Ibu  Oreo hanya bisa menenangkannya. Sejak kejadian itu Beng-Beng pindah ke luar kota untuk melupakan semuanya dan mengenang O\reo sebagai sahabat terbaik seumur hidupnya.

THE END

karyaku

Cerita fabel yang berpesan agar kita selalu jujur dan berusaha dalam mengerjakan sesuatu.
Selamat membaca dan semoga menjadi inspirasi kawan... :)
Persaingan Lurik dan Lotang
Karya : Theresia Natalia Sekar Indah
              Di sebuah bukit yang terdapat sungai mengalir,tampak gunung menjulang,langit biru dengan awan putih di atas bukit itu,serta pepohonan besar yang menambah keindahannya,hiduplah berbagai macam lebah. Mereka mempunyai raja yang bernama Raja Dore yang sangat dermawan dan baik hati. Ia tinggal di sarang pohon paling besar di bukit itu. Raja Dore memimpin bukit itu hingga menjadi tempat yang damai bagi rakyatnya.Raja Dore juga selalu memberi bantuan ketika rakyatnya butuh pertolongan.
          Setelah belasan tahun memimpin,Raja Dore berfikir akan penerusnya.
           “Aku sudah mulai tua,cepat atau lambat aku akan mati. Aku tidak mempunyai keturunan. Siapa kelak yang akan menggantikan aku ?” kata Raja Dore dalam hati.
Akhirnya Raja Dore memutuskan akan menggelar bermacam-macam pertandingan untuk menemukan raja yang paling tepat. Berita itu pun tersebar ke seluruh rakyat. Salah satunya lebah yang bernama Lotang.
          “Aku harus menang bagaimanapun caranya ! Tidak boleh ada satupun lebah yang dapat menghentikanku.” ucap Lotang.
Lurik yang kebetulan lewat mendengar perkataan Lotang.
          Lurik berkata,”Hei Lotang..Kamu mau ikut pertandingan itu ya ? Aku juga tertarik mengikutinya,bagaimana kalau kita berangkat bersama besok ?”
          Lotang pun menjawab,”Hei Lurik,apa kamu tidak sadar kalau kamu itu kecil dan lemah. Mana bisa menjadi seorang raja,sudahlah aku berangkat sendiri saja.”
Lotang pun langsung pergi meninggalkan Lurik.
          Keesokan harinya  berbagai macam pertandingan di laksanakan.Banyak sekali yang antusias dengan perlombaan ini. Pesertanya mencapai ratusan lebah.
Tak lama kemudian satu per satu pertandingan selesai. Kini saatnya penentuan untuk menjadi calon raja. Namun Raja Dore bingung karena ada dua lebah yang menurutnya bisa dipercaya untuk  menjadi raja.
          “Rakyat-rakyatku,untuk penentuan raja kali ini,belum bisa saya tentukan. Namun ada satu pertandingan lagi untuk lebah yang terpilih. Lebah itu adalah....... Lotang dan Lurik.” kata Raja Dore.
          Lurik pun berkata,”Terima kasih Raja Dore atas kepercayaannya. Lalu kapan kami bisa bertanding ?”
          “Ya, kapan kami bisa bertanding.”sambung Lotang.
          “Kalian akan bertanding besok. Persiapkanlah.”kata Raja Dore.
          Keesokan harinya pertandingan dimulai. Mereka ditantang oleh raja agar menghias sarang lebah untuk tempat tinggal Raja Dore. Segeralah Lurik dan Lotang mengerjakannya. Namun Lotang tidak tahu harus bagaimana mengerjakannya, sedangkan Lurik sibuk menghias sarang dengan lihai serta asiknya.
          “Wah, bagaimana ini ! Lurik lihai sekali. Sedangkan aku tidak pandai.” kata Lotang dalam hati.
Lalu Lotang memikirkan cara agar dia menang dalam pertandingan ini.
          “Wah nampaknya akan kurusak hiasan sarang Lurik itu. Lurik akan kalah dalam pertandingan ini, dan akulah yang akan menjadi penguasa bukit ini. Hahahahahaha.....” kata Lotang dalam hati.
Di saat suasana sepi Lotang menyuruh pelayan raja yang kebetulan adalah teman Lotang sejak kecil untuk menjalankan rencananya.
          “Temanku,apa kau senang bila aku menang dalam pertandingan ini?” tanya Lotang.
          “Betapa senangnya aku Lotang. Karena temankulah pemimpin bukit ini.” jawab teman Lotang.
          “Oh ya....baiklah kalau begitu kau harus membantuku. Kau rusak sarang Lurik itu sekarang juga agar aku bisa menang. Bayangkan bila aku menang, kau akan ku angkat menjadi  pengikutku dan terkenal di bukit ini.” bujuk Lotang.
          “Ta ta tapi itu hal yang tidak benar. Raja kita tidak pernah mengajarkan kita itu.” tegur teman Lotang.
          “Kau akan menjadi lebah yang terkenal nanti. Apa kau tidak mau.” bujuk Lotang lagi.
Sebelum suasana kembali ramai, Lotang memutus percakapannya dengan temannya dan memaksa agar temannya mau menjalankan misinya. Dengan bujukan Lotang pun temannya mau menjalankannya dengan terpaksa,karena Lotang adalah sahabatnya. Saat itu hancurlah sarang Lurik.
          Kini tiba saat penilaian, Raja Dore segera melihat hasil keduanya. Namun....
          “Hei Lurik apa yang terjadi dengan sarangmu ! Apa aku harus tinggal di  sarang yang seperti ini. “kata raja.
Lurik yang tidak tahu apa apa pun bingung.
          “Raja,apakah pemimpin baik seperti Lurik ini! yang tidak serius dalam mengerjakan tugas ? Hahaha...”sahut Lotang.
Raja juga ikut tertawa.
          “Hahahaha...sudah jelas siapa raja kali ini.” kata Raja Dore.
“Yang berhak menjadi raja adalah......Lurik.....” kata raja.
          “Apa-apaan ini. Tidak adil.” protes Lotang
          “Hei Lotang,lebih baik kau pergi saja dari bukit ini! Aku sudah tahu kejahatanmu.Kau telah merusak sarang Lurik kan! Kau tidak bisa berbohong.” kata raja.
          “Tapi Raja Dore,apa kau punya bukti. Jangan seenaknya...” kata Lotang.
          “Aku tidak sebodoh kamu. Aku sudah bawa buktinya.” kata raja.
Ternyata buktinya adalah teman Lotang yang disuruh menghancurkan sarang Lurik. Tak disangka teman Lotang menceritakan semua pada Raja Dore. Saat itu juga teman Lotang di angkat menjadi pengikut Lurik karena kejujurannya.
          “Hei Lotang,tanpamu aku juga bisa menjadi terkenal dengan cara jujur.” ejek teman Lotang.
Dengan perasaan marah, Lotang pun pergi meninggalkan bukit itu. Akhirnya bukit itu menjadi damai kembali.

THE END

Senin, 07 Maret 2016

Tugas TIK

download here